Gunung Merapi Terus Menunjukkan Gejala Erupsi

Gunung Merapi lagi memperlihatkan tanda-tanda erupsi. Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Sleman, Wilayah Spesial Yogyakarta ambil beberapa langkah mengantisipasi susul peningkatan status Merapi jadi Waspada atau tingkat III pada 5 November 2020. Jalannya khususnya untuk memperlancar lajur penyelamatan musibah erupsi Gunung Merapi.

“Selaku cara mengantisipasi, kecuali akan tempatkan personil untuk memantau truk-truk pasir yang melalui lajur penyelamatan Merapi, kami menempatkan lampu penerang jalan umum (LPJU) sejauh lajur penyelamatan,” kata Eksekutor Pekerjaan Kepala Dishub Kabupaten Sleman Arip Pramana di Sleman.

Ia menerangkan cara mengantisipasi itu supaya lajur penyelamatan steril dari masalah, seperti dari truk pengangkut pasir dan penerang jalan mencukupi.

Menutup Jalur Agar Tetap Steril Dan Aman

“Kami mengagendakan petugas, tiap sif 2 orang personil,” ucapnya. Dia menjelaskan lajur penyelamatan musibah erupsi Merapi harus bersih dari truk-truk pengangkut pasir. Daerah yang steril dari kendaraan penambangan itu ada di radius bahaya lima km dari pucuk Merapi.

Posisi depo pasir yang bekerja terbanyak ada di radius delapan km dari pucuk Merapi. Pengamanan lajur penyelamatan oleh petugas akan dilaksanakan dan diprioritaskan di daerah Glagaharjo.

“Sekarang ini yang perlu ‘clear’ lajur penyelamatan pada daerah bahaya Merapi yakni lima km menuju bawah ke posisi barak evakuasi Kelurahan Glagaharjo,” ucapnya.

Kecuali dilaksanakan pengamanan, ia menambah, faksinya menempatkan lampu penerang jalan di sejauh lajur penyelamatan dari Desa Srunen sampai Singlar, Kelurahan Glagaharjo.

Baca Juga : Fungsi Gunung Berapi Untuk Daerah Sekitarnya

Dinas mempersiapkan 20 unit LPJU pada lajur sejauh 1,9 km. Konsentrasi pembenahan infrastruktur di Glagaharjo seperti yang direferensikan oleh BPPTKG. Lampu ini selaku pemandu untuk orang yang ingin penyelamatan di atas.

“Di luar posisi barak evakuasi Merapi dan titik kumpul yang telah terpasang seputar 15 titik baik di Balai Kalurahan Glagaharjo atau tempat penyelamatan hewan di Singlar,” ucapnya.

Warga Dihimbau Tetap Tenang

Balai Penyidikan dan Peningkatan Tehnologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menjelaskan, Gunung Merapi di tepian Wilayah Spesial Yogyakarta dan Jawa tengah alami luruhan tebing lava lama.

Kepala BPPTKG Hanik Humaida, Luruhan itu adalah luruhan dari tebing lava tahun 1954 yang ada pada dinding kawah utara. Material jatuh ke dalam kawah dan sampai sekarang ini tidak punya pengaruh pada rutinitas vulkanik Gunung Merapi.

“Luruhan semacam ini adalah peristiwa yang umum berlangsung di saat Gunung Merapi alami peningkatan rutinitas mendekati erupsi,” ucapnya.

Hanik menerangkan, luruhan tebing lava lama terlihat dari CCTV penilaian Gunung Merapi yang terpasang di Deles. Luruhan ini terdaftar di seismogram dengan amplitudo 75 mm dan waktu 82 detik.

“Warga disarankan untuk selalu tenang dan patuhi referensi dari BPPTKG dan instruksi dari BPBD dan pemda di tempat,” ucapnya. Sesudah statusnya diputuskan jadi Waspada semenjak 5 November 2020, sampai sekarang ini rutinitas kegempaan di Gunung Merapi terdaftar masih lumayan tinggi.

Hanik menerangkan, kegempaan dangkal yang menguasai berlangsung pada rutinitas Gunung Merapi menyebabkan ketidakstabilan material lama yang berada di pucuk.

Pada masa penilaian pada 22 November sampai jam 24.00 WIB terlihat berlangsung 50 gempa luruhan, 81 kali gempa hembusan, 342 kali gempa multifase, 41 kali gempa vulkanik dangkal, dan 1 kali gempa tektonik jauh.

BPPTKG menjaga status Gunung Merapi pada Tingkat III atau Waspada. Kekuatan bahaya karena erupsi Merapi diprediksi optimal dalam radius lima km dari pucuk.

Untuk penambangan di jalur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam teritori riskan musibah (KRB) III direferensikan untuk disetop.

BPPTKG minta aktor rekreasi tidak lakukan aktivitas rekreasi di KRB III, terhitung aktivitas pendakian ke pucuk. Banyak daerah disarankan menyiapkan segala hal berkaitan dengan usaha mitigasi musibah karena letusan Gunung Merapi yang dapat berlangsung setiap waktu. Wilayah itu diantaranya, Kabupaten Sleman, Wilayah Spesial Yogyakarta; Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali, dan Kabupaten Klaten, sampai Jawa tengah.

Fungsi Gunung Berapi Untuk Daerah Sekitarnya

Peran gunung berapi buat kehidupan sangat besar, apa lagi untuk beberapa orang yang tinggal di seputar gunung itu. Gunung berapi dapat disebutkan selaku sumber kehidupan banyak makhluk hidup, bukan hanya manusia tetapi hewan dan tumbuhan.

Waktu berlangsung erupsi gunung berapi yang letusannya cukup hebat, pasti dapat membuat beberapa orang disekelilingnya kuatir dan ketakutan. Hal ini tidak jarang ada di Indonesia yang mempunyai banyak sekali gunung berapi.

Baca Juga : Informasi Untuk Menang Dalam Permainan Judi Online Indonesia

Peran gunung berapi buat manusia dapat menolong bermacam baris kehidupan. Maka dari itu, untuk selalu memperoleh Peran dari gunung berapi ini, tiap manusia harus jaga kelestariannya dan tidak semabarangan menghancurkan alam.

Di bawah ini telah kami kumpulkan dari bermacam sumber, mengenai Peran gunung berapi untuk kelestarian alam dan sekelilingnya.

Sumber Penyimpan Air

Peran gunung berapi yang pertama dan terpenting sebagai sumber air. Waktu kamu mendaki gunung atau ada di daerah pegunungan, tentu saja kamu bisa banyak menjumpai mata air atau sumber air.

Selaku area untuk menyimpan air, gunung menyalurkan airnya ke lokasi yang lebih rendah sampai dapat penuhi tuntutan hidup setiap hari manusia. Air berikut yang nanti dapat kamu gunakan untuk minum, mandi, membersihkan, dan lakukan aktivitas yang lain.

Bila tidak ada air satu hari saja, tentu saja kamu tidak dapat hidup seperti umumnya. Air adalah salah satunya sumber khusus kehidupan. Bila tidak ada air, seluruh makhluk hidup tidak bisa hidup dan jalankan rutinitasnya.

Menyuburkan Tanah

Peran gunung berapi yang ke-2 ialah menyuburkan tanah. Abu vulkanis yang dikeluarkan gunung api waktu berlangsung erupsi atau letusan bisa menyuburkan tanah pertanian sebab banyak terkandung elemen hara tanaman.

Jadi tidaklah heran jika wilayah seputar gunung api umumnya benar-benar subur dan pas untuk tempat tumbuh banyak tanaman. Tanah subur dibuat dari pencampuran material vulkanik dengan tanah. Tanah yang tercampur materi vulkanik simpan banyak gizi yang dibutuhkan tumbuhan, dan berguna untuk sektor pertanian.

Tanah dari letusan gunung berapi bisa juga hasilkan habitat baru buat hewan dan tumbuhan. Disamping itu, ada gunung api yang tinggi mengakibatkan berlangsungnya hujan orografis, hingga wilayah itu jadi wilayah yang banyak hujan.

Hasilkan Bahan Mentah

Peran gunung berapi seterusnya untuk hasilkan bahan mentah. Gunung api tercipta dari keluarnya magma dari dalam bumi. Magma yang ke arah permukaan bumi banyak bawa mineral logam, dan barang tambang yang lain.

Bahan mentah seperti sulfur, emas, dan tembaga ada karena ada rutinitas vulkanik gunung berapi. Batu permata dalam perut bumi dapat dibawa ke atas oleh tipe magma yang disebutkan kimberlite. Maka dari itu di wilayah pegunungan dan gunung api banyak diketemukan bahan tambang.

Hasilkan Material Untuk Bangunan

Bermacam bahan bagunan bisa juga didapat hasil dari erupsi gunung berapi. Material yang dikeluarkan gunung api waktu berlangsung letusan yang berbentuk pasir, kerikil, batu-batuan besar, semua adalah mineral industri yang bisa dipakai untuk bahan bangunan.

Bebatuan yang dikeluarkan gunung berapi waktu erupsi benar-benar berguna untuk warga seputar. Pasalnya warga seputar bisa ambilnya dan menjualnya ke beberapa daerah yang memerlukan untuk membuat rumah atau gedung.

Apa lagi, berlainan dengan bebatuan yang lain, batu dari hasil erupsi gunung berapi diketahui benar-benar bertahan lama dan kuat. Peran gunung berapi satu ini tentu saja besar sekali untuk kehidupan pembangunan.

Objek Rekreasi

Salah satunya Peran gunung berapi yang lagi hangat-hangatnya sekian tahun terakhir tentu saja sebagai tempat wisata. Peran gunung berapi satu ini benar-benar dirasa oleh beberapa orang yang tinggal di seputar pegunungan. Mereka dapat buka usaha yang pas dikasihkan untuk beberapa pendaki gunung atau pelancong.

Bahkan juga cukup banyak wisatawan luar negeri yang tiba ke Indonesia cuman untuk nikmati keelokan gunung. Salah satunya bintang tentu saja Gunung Semeru di Jawa Timur. Seluruh orang Indonesia pasti tahu keelokan Semeru yang menarik. Sering kamu berjumpa dengan wisatawan luar negeri waktu mendaki gunung ini, sebab alamnya yang cantik benar-benar tak perlu disangsikan kembali.

Kecuali Semeru, Gunung Rinjani mempunyai daya magnet tertentu di mata wisatawan luar negeri. Kecuali mempunyai daya tarik alam yang mengagumkan, warga di seputar gunung yang ramah menyongsong beberapa pelancong jadi nilai lebih yang tentu saja membuat gunung ini makin terkenal.

Daftar Letusan Gunung Api Terdahsyat Di Dunia

Musibah alam di dunia ini bermacam memiliki bentuk, tetapi satu hal yang tentu yakni tiap musibah tentu tinggalkan cedera yang dalam buat beberapa korbannya. Sejauh ini kita ketahui jika musibah yang sangat hebat yang sempat menerpa negeri kita ialah gempa bumi yang dibarengi tsunami di tahun 2004 yang lalu. Musibah ini mengambil korban nyawa sampai beberapa ratus ribu orang.

Tetapi bila kita melihat kebelakang, rupanya tsunami bukan salah satu bencana alam terdahsyat yang sempat berlangsung. Ialah letusan gunung berapi sebagai momok mengerikan disetiap belahan bumi ini. Indonesia sendiri mempunyai banyak gunung berapi aktif sampai sekarang. Serta Indonesia tertera pernah merasakan 2x letusan gunung berapi yang maha hebat, yakni letusan Gunung Krakatau dan Gunung Galunggung.

Riwayat menulis jika terdapat beberapa letusan gunung berapi yang mempunyai efek keruntuhan yang tinggi, serta sampai semua pelosok Bumi. Ada banyak letusan gunung berapi yang seringkali jauh semakin besar dari bom atom, serta dibanding ledakan Tsar Bomba untuk ledakan nuklir paling besar yang sempat dibikin manusia.

Karena letusan gunung berapi benar-benar jelek, seperti korban jiwa, tidak berhasil panen, kerusakan alam, sampai hancurnya peradaban.

Di bawah ini ialah daftar beberapa letusan gunung berapi yang mempunyai efek terbesar pada dunia selama riwayat peradaban manusia.

Gunung Tambora

Ledakan Gunung Tambora ialah yang paling besar yang sempat dicatat oleh manusia, ada di level 7 (atau “super-kolosal”) pada Volcanic Explosivity Index (VEI) atau index pengukuran tingkat ledakan satu gunung api, ini bermakna rangking ke-2 paling tinggi dalam indeks. Gunung berapi yang sampai sekarang ini masih aktif adalah salah satunya pucuk paling tinggi di kepulauan Indonesia.

Tertera letusan Gunung Tambora capai puncaknya pada April 1815, saat itu gunung ini meledak demikian kerasnya sampai terdengar di Pulau Sumatera yang memiliki jarak lebih dari pada 1.900 km. jauhnya. Korban meninggal dari letusan diprediksikan capai 71.000 orang, serta awan abu yang pekat terus menghujani pulau-pulau paling jauh di Indonesia

Gunung Thera

Meskipun tidak ada catatan tercatat tentang letusan gunung Thera, beberapa ahli geologi setuju jika itu ialah momen ledakan terbesar dalam riwayat dunia, yang kemungkinan mengakibatkan timbulnya legenda kota Atlantis yang terbenam.

Sesaat waktu letusan tidak diketahui tentu, gunung Thera terdapat di pulau Santorini yang disebut sisi dari kepulauan vulkanik di laut Aegea.

Dengan memperhatikan saluran abu di fundamen lautan, beberapa arkeolog membuat simpulan jika besarnya letusan gunung Thera melewati apa saja yang sempat disaksikan manusia dengan energi ledakan sebesar beberapa ratus bom atom dalam sepersekian detik.

Karena sangat besarnya, peradaban kuno Minoa yang sempat berada di teritori Mediterania itu sudah hancur ditelan musibah vulkanik itu. Amukan Thera sudah menghancurkan semua peradaban yang masih ada di pulau paling dekat yakni pulau Kreta dengan terpaan tsunami setinggi 150 kaki.

Pengurangan temperatur udara berlangsung sebab sebagian besar sulfur dioksida yang dimuntahkannya ke atmosfer hingga memengaruhi iklim.

Gunung Changbaishan

Gunung Changbaishan dikenal juga untuk Gunung Baitoushan, letusan gunung ini memuntahkan material vulkanik yang benar-benar jauh sampai ke Jepang Utara, yang memiliki jarak kira-kira 1.200 km.. Dari hasil letusannya membuat satu kaldera besar yang berdiameter nyaris 4,5 km dengan kedalaman capai nyaris 1 km yang ada di pucuk gunung.

Sesudah beberapa ribu tahun saat erupsi yang maha hebat itu, sekarang kaldera itu berisi air dari Danau Tianchi, atau Danau Sky. Danau ini saat ini jadi satu arah wisata terkenal baik sebab keelokan alamnya atau ada sangkaan penampakan makhluk tidak diketahui yang tinggal di fundamen danau itu.

Gunung ini paling akhir meletus di tahun 1702, serta pakar geologi sejauh ini menganggap untuk babak tidur. Emisi gas serta mata air panas sempat disampaikan keluar dari pucuk gunung di tahun 1994, tapi tidak ada bukti ada kesibukan baru gunung berapi waktu dilihat

Gunung Vesuvius

Gunung berapi ini populer sebab sudah merusak semua kota Pompeii serta kota-kota Romawi di sekelilingnya.

Gunung yang terdapat di samping timur Napoli di negara Italia ini bertanggungjawab dengan cara langsung atas wafatnya lebih dari pada beberapa ribu orang. Cuma ada 1.500 mayat yang diketemukan pada arkeolog di dekat Pompeii serta Herculaneum, hingga jumlah keseluruhan korban wafat belum pernah dihitung.

Baca Juga : 5 pays qui ont le plus de volcans au monde

Letusan gunung Vesuvius di tahun 79 M ini membuat awan masif batu serta abu sampai selama 20 mil ke langit. Energi thermal yang dilepaskan Vesuvius 100.000 kali semakin besar dari ledakan bom atom di Hiroshima. Panas yang hebat dari letusan ini pada intinya rebus perairan teluk paling dekat (disebutkan saluran piroklastik hidrothermal) yang membunuh 16.000 orang.

5 pays qui ont le plus de volcans au monde

Les volcans sont classés comme des catastrophes naturelles lorsqu’ils changent activement en enlevant des matériaux sous forme de cendres, de gaz ou de lave. Souvent, cette activité provoque également des catastrophes naturelles telles que les tsunamis et les tremblements de terre.

L’anneau de feu qui passe de l’océan Atlantique à la Méditerranée et encercle l’Indonésie est un lieu occupé par des volcans actifs. À ne pas confondre si l’Indonésie, qui est en fait entourée d’un anneau de feu, est souvent frappée par une catastrophe.

Cependant, l’Indonésie n’est pas le pays avec le plus de volcans au monde. Sorti de World Atlas, suit la répartition des pays qui ont le plus de volcans au monde.

1. États-Unis

Les États-Unis occupent le premier rang des propriétaires de la plupart des volcans du monde, soit environ 173. Les volcans aux États-Unis se trouvent en Alaska et à Hawaï. Des éruptions volcaniques en Alaska se produisent presque chaque année. Et les volcans d’Hawaï, Kilauea, qui est classé comme un volcan très actif dans le monde car il est en éruption continue depuis 1983.

2. Russie

Le deuxième rang est occupé par la Russie avec 166 volcans. La partie orientale de la péninsule du Kamchatka est le plus grand foyer de volcans du rideau de fer du pays, qui compte environ 29 volcans.

De plus, le côté nord est occupé par Klyuchevskaya Sopka qui est en fait un volcan à 15 584 mètres d’altitude. Volcans classés comme n’étant plus actifs, Bolshaya Udina libère une activité sismique en 2017.

3. Indonésie

Les catastrophes naturelles sous forme d’éruptions volcaniques sont des choses qui se produisent souvent en Indonésie étant donné la situation géographique entourée par l’anneau de feu. L’Indonésie abrite 139 volcans. Le mont Merapi et Kelud sont deux volcans très actifs trouvés sur l’île de Java.

Dans l’histoire, l’éruption du mont Tambora, Sumbawa en 1815 a été le moment de l’explosion volcanique la plus dévastatrice du monde. Ce moment l’emporte également en Europe.

La même chose s’est produite 68 ans plus tard, là où la montagne située entre Sumatra et Java, Krakatoa s’est étirée et a fait un bruit jusqu’à un rayon de 4 600 km. Et ce moment a consommé 36 417 morts.

lire aussi : Etna

4. Islande

Le pays d’Islande abrite 130 volcans. Un grand nombre de volcans en Islande se trouvent dans la dorsale médio-atlantique. Alors que le Groenland compte 30 volcans et 13 d’entre eux sont actifs depuis l’éruption depuis 874 après JC

Le moment déchirant à cause de la ruée vers les montagnes a également frappé l’Islande, où en 1783-1784, un quart de la population islandaise est décédée. Le mont Eyjafjallajökull en 2010 a également pulvérisé des cendres volcaniques qui ont affecté la paralysie des voyages aériens en Islande pendant plusieurs semaines.

5. Japon

Tout comme l’Indonésie, le Japon est un pays qui fait partie du cercle de feu. Par conséquent, les catastrophes naturelles telles que les éruptions volcaniques sont chose courante dans le pays du soleil. Le Japon est occupé par 112 volcans et se classe au cinquième rang mondial.

Des moments déchirants dus à l’activité volcanique ont également frappé le Japon, y compris en 1792, où le volcan Unzen a éclaté et tué environ 14 300 personnes cette année-là. Le mont Fuji, le mont Sakurajima, le mont Asama, le mont Shinmoedake et le mont Aso sont quelques-unes des montagnes du Japon qui sont classées comme les plus menacées.

C’est une liste de 5 pays qui ont le plus de volcans au monde. En fait, les catastrophes naturelles telles que les éruptions volcaniques ne peuvent pas être libérées de nos vies. Mais préserver la nature pour que le moment du désastre ne soit pas là est quelque chose que nous devons faire.

Etna

L’Etna est le plus grand volcan actif d’Europe avec un diamètre à la base de plus de 35 Km. Sa superficie correspond à celle de Paris et sa grande banlieue. Ses premières phases d’édification ont eu lieu en milieu marin, il y a 500 000 ans, dans un golfe peu profond. Il culmine désormais à plus de 3300 m au dessus de la Méditerranée mais son altitude varie constamment activolcans Info. Ses flancs sont constellés de près de 250 cônes de scories adventifs. Une vaste structure d’effondrement, la Valle del Bove,

entaille son flanc est et se retrouve jusqu’en mer Ionienne. Elle s’est formée en plusieurs phases la dernière datant de 4000 ans environ.

Ses éruptions sont très fréquentes et même en phase plus calme il rejette d’énormes quantités de gaz depuis ses cratères sommitaux. Ces derniers sont au nombre de 4 : la Voragine (formée en 1947), la Bocca Nuova (née en 1968), le cratère nord-est (né en 1911) et le cratère sud-est (apparu en 1971).

Depuis plusieurs années les éruptions se concentrent dans les cratères sommitaux mais aussi plus bas, le long d’une importante zone de fracture orientée grossièrement nord / sud. Les éruptions de juillet 2001 et octobre 2002 en sont les témoins parmi les plus récents. Le risque majeur sur ce volcan demeure l’occurrence à moyen terme d’une éruption excentrique,

le volcan le plus actif d’Europe

c’est à dire sur les basses pentes du volcan, là où la densité de population est très élevée. La dernière de ce type s’est produite en 1669 et a entraîné la destruction partielle de la ville de Catane.

Un ouvrage qui propose de faire découvrir les principales facettes du volcanisme planétaireavec l’Auvergne comme fil conducteur.

Une importante iconographie illustre le livre, complétée sur le CD-Rom par des photographies, un glossaire, des schémas et des expériences à mener.

Cet ouvrage s’adresse en particulier aux enseignants en Sciences de la Vie et de la Terre du collège au lycée, en poste ou en formation, mais également aux Centres de Documentation et d’Information ou aux bibliothèques, à destination de tous ceux désireux d’actualiser rapidement leurs connaissances sur les notions relatives au volcanisme.

Lire Aussi : Actu recherche sur les volcans : le projet TOMUVOL

Planète Volcan

Accès à l’article sur le colloque International – Lac Pavin 2009 :

Pendant trois jours, du 14 au 16 mai 2009, s’était déroulé dans la ville de Besse en Chandesse le colloque international sur le “Lac Pavin et autres lacs méromictiques”.C’était alors l’occasion de faire le point sur les dernières recherches concernant la géologie-volcanologie, la limnologie, l’hydrobiologie, la géochimie, l’hydrologie et l’hydrogéologie que ce soit sur l’exemple du Pavin ou d’autres lacs de nature proche dans le monde.

Les deux premières journées, des 14 et 15 mai, étaient réservées aux débats scientifiques.
Le 16 mai était une journée d’échange et de présentation au public des différents aspects abordés les journées précédentes avec une sortie sur le terrain où les différentes équipes ayant travaillé sur le sujet argumentaient leurs hypothèses en vue d’établir un consensus.

Actu recherche sur les volcans : le projet TOMUVOL

En Auvergne, les volcanologues du LMV (Laboratoire Magmas et Volcans) se sont associés aux physiciens des particules du LPC(Laboratoire de Physique Corpusculaire) pour mettre au point le projet TOMUVOL(Tomographie Muonique des Volcans).

Ce projet a pour vocation de tester une methode de radiographie d’un édifice volcaniquehautement symbolique: le Puy de Dôme, via la collecte de muons atsmophériques.


Si le principe de collecte de muons est déjà connu depuis plusieurs années, et utilisépar les japonais, le projet TOMUVOL se distingue de par la collecte des particules et letraitement des données.
Les volcanologues espèrent que de ce projet naitra une nouvelle méthode de surveillancedes volcans actifs.

Les volcans se sont manifestés dès l’origine de la Terre, il y a 4,5 milliards d’années. Depuis, ils façonnent imperturbablement notre planète et chaque jour du magma parvient à sa surface témoignant de l’activité d’une Terre bien vivante. Tant de beauté et de puissance fascinent et effraient à la fois. Aussi des hommes et des femmes, que l’on appelle des chasseurs de volcans,

projet en 2010

arpentent-ils le monde à la quête de l’ascension de ces géants indomptables et de l’image rare. Sans doute cherchent-ils à assouvir ce rêve qu’ils entretiennent depuis l’enfance : être au contact le plus proche du souffle de la Terre.

Ce livre est le résultat de cette quête commune. Il rassemble parmi les plus belles photos de volcans, certainement les clichés les plus extraordinaires, les plus insolites et les plus inattendus qui aient été vus.

Au total, près de 400 images nous invitent à un voyage unique à travers les 101 volcans actifs les plus remarquables du monde, des clichés sélectionnés parmi plusieurs milliers qui dévoilent la magnificence de ces montagnes bien particulières, révélant à la fois la violence des éruptions et décrivant la passion qu’il peut y avoir à les découvrir

La troisième édition de l’une des deux “bibles” du volcanisme est enfin parue.
“Volcanoes of the World” 3ème édition, qui sort 17 ans après la précédente (1994), est avant tout dédiée aux spécialistes. Il s’agit en fait de la version papier du Global Volcanism Program, c’est à dire la plus grande base de données sur les volcans et leurs éruptions au monde.

Tout y est: nom-localisation-dates des éruptions et VEI etc

C’est évidemment un livre recommandé pour tous les spécialistes mais aussi les amateurs éclairés.Les 568 pages du livre sont à consommer sans modération.

Dans un tout autre genre et destiné au jeune public qui se passionne déjà pour les volcans, est paru aux éditions le Pommier au mois octobre 2012, un ouvrage pour les enfants intitulé : “Le volcan se réveille”.
Ecrit par Jacques-Marie Bardintzeff et illustré par Amélie Dufour ce livre est une bonne porte d’entrée dans le monde des volcans. Voici en quelques lignes l’histoire :

“Jacky, Michèle et Litchi, leur compagnon favori, sont passionnés par les volcans depuis qu’ils sont allés voir les volcans d’Auvergne.Ce matin, une lettre de leur cousin Bernard qui vit en Afrique est arrivée.
Bernard n’habite pas loin d’un volcan, la montagne souffrée, et les invite à passer quelques jours avec lui.
Durant leur séjour, le volcan va se réveiller…”

1 2 3